Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

Jumat, 10 September 2010

JUJUR = MENGHIANATI PROFESI

Pernahkah anda melihat maling?, pernahkah anda kemalingan?, pernahkah anda menangkap maling?, atau bahkan anda pernah menjadi maling?. Tahukah anda apa itu maling?. Semua pertanyaan itu tidak perlu anda jawab. Sekarang kita akan membahas beberapa topik yang berhubungan dengan maling.

Kita semua pasti sudah pernah mendengar kata MALING, mulai dari maling ayam, maling sepeda, curanmor, korupsi, dan sebagainya. Pada dasarnya maling adalah sinonim dari kata pencuri. Menurut penulis, yang dimaksud dengan maling atau pencuri adalah pelaku, subyek, dan atau fail dari kata mencuri yaitu mengambil barang milik orang lain yang bukan haknya dan tanpa seizin pemiliknya.

Maling, jika dilakukan dengan pemaksaan dan kekerasan disebut merampok, dan jika dilakukan dengan terang-terangan di tempat terbuka, kemudian si maling melarikan barang dan dirinya biasa disebut dengan menjambret. Maling yang dilakukan secara diam-diam di tempat umum (Bus, Pasar, dll) biasa disebut dengan copet. Baik maling yang kecil-kecilan alias ngutil maupun yang besar-besaran dengan make dark (membuat gelap, penggelapan) atau korupsi adalah haram hukumnya, haram di mata agama, di mata negara, di mata penulis, di mata pembaca, dan di mata siapapun maling tetaplah haram.Tetapi mengapa masih saja kita melakukan pekerjaan maling?, tidak perlu dijawab.

Anda pasti sudah pernah mendengar istilah “maling teriak maling”. Ya benar, istilah inilah yang sering dimanfaatkan dan dipraktekkan oleh seorang maling yang kepergok mencuri. Jalan satu-satunya adalah ikut berteriak “Maliing…..maliiing…!!!!”, padahal dia sendirilah malingnya. Saat seorang maling dikejar oleh orang-orang yang meneriakinya, ia harus mempraktekkan istilah itu agar ia selamat.

Istilah itu tidak hanya untuk pencuri saja, tapi bisa juga untuk yang lainnya. Misalnya anda bersalah dalam satu hal tetapi anda melemparkan kesalahan itu kepada rekan anda dan rekan anda dituduh bersalah, lalu anda ikut menuduh dan menyalahkannya. Ini juga masuk kategori maling yang teriak maling.

Namun ternyata tidak semua maling yang teriak maling itu selamat. Contohnya adalah negara Amerika. Amerika adalah teroris yang meneriaki negara lain sebagai teroris (teroris teriak teroris). Ia ingin memberantas gerakan teroris di seluruh dunia padahal dia sendiri adalah teroris sejati. Dikarenakan soal teroris tersebut, pernah Presiden Amerika Serikat George W. Bush disangka telah pikun dan “beliau” lupa bahwa “beliau” adalah Presiden AS, karena “beliau” lebih banyak mengurusi negara orang lain daripada negaranya sendiri. Dan akhirnya “beliau” ditertawakan oleh masyarakat dunia “Teroris kok teriak teroris!…”.

Istilah “Tidak ada maling yang jujur” pun sudah membudaya di negara kita. Memang benar tidak ada maling yang jujur, lantas apa kalau mereka jujur tidak disebut maling?, tidak perlu dijawab, karena dengan kejujuran insya Allah kita akan terhindar dari kata maling. (kisahnya bisa anda baca di Qiroatu al-Rosyidah juz 3 hal. 23).

Maling bisa dilakukan oleh siapa saja dan kapan saja. Baik orang kecil, orang miskin, bahkan pejabat dan orang hebat pun bisa maling, apalagi penjahat. Baik di rumah, di sekolah, di jalanan, di kantor, dan di manapun juga maling tetaplah bisa dilakukan. Maling tidaklah mengenal tempat. Bahkan ada orang yang menjadikan maling sebagi profesi dan pekerjaannya, Na’udzu biLlahi min dzalika.

Mendengar istilah “tidak ada maling yang jujur”, seorang maling berpendapat, “Jujur, bagi seorang maling samadengan menghianati profesi.” Temannya yang sesama malingpun berkomentar, “Lebih baik kita itu maling ayam, daripada koruptor yang makan uang rakyat yang membutuhkan,” ia melanjutkan, “Kita tidak akan lebih terhina dibanding koruptor, wong kita malingnya inipun terpaksa. Kalau korupsi, apa bisa dikatakan terpaksa korupsi?, tidak bisa. Toh nantinya dosa dan malunya akan lebih banyak mereka daripada kita.”

Mengetahui dialog maling kelas teri tersebut, pembaca tahu tidak apa jawaban koruptor?, jawabannya adalah “Dasar merekanya saja yang goblok, sudah tahu maling itu dosa kok malah mencuri, yang dicuripun hanya ayam dan sebangsanya lagi, wong sama-sama dosanya, mbok ya yang banyak sekalian tho malingnya, seperti saya nih umpamanya.”

Perkataan koruptor tersebut membuat penulis ingin segera mengakhiri tulisannya. Toh akhirnya nanti, semua maling pasti mendapat hukuman. Hukuman dari tuhan, dari negara, dan hukum yang lainnya karena hukum karma masih tetap dan akan terus berlaku di dunia ini.

Dan ingatlah!, sekecil apapun yang anda curi, tetap saja anda disebut MALING.
arrez_basya@yahoo.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar