Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

Jumat, 24 Agustus 2012

Syaikh Mukhtar dan Perampok

Syaikh Mukhtar adalah pemimpin tarekat Qadiriyya di Afrika Utara. Dia tinggal di sebuah pusat zikir (zawiya) di lereng gunung. Satu hari ia memindahkan zawiyanya ke tengah hutan.

Tiga orang perampok yang tinggal di sekitar hutan dan mengenal liku-liku hutan itu berniat merampoknya. Mereka akan mencuri sapi milik shaikh. Mereka memulai pekerjaannya.

Setelah membawa seekor sapi milik shaikh, mereka kelaparan. Dua orang memutuskan kembali untuk meminta makanan sementara yang seorang lagi bersembunyi di hutan dengan sapi curian. Kedua temannya datang mengunjungi shaikh. Betapa terperanjatnya mereka begitu melihat shaikh sudah berdiri di muka pintu menyambut kedatangan mereka.

Kamis, 09 Agustus 2012

KISAH MALAIKAT JIBRIL DAN MALAIKAT MIKAIL MENANGIS

D
alam sebuah kitab karangan Imam al-Ghazali menyebutkan bahawa iblis itu sesungguhnya namanya disebut sebagai al-Abid (ahli ibadah) pada langit yang pertama, pada langit yang keduanya disebut az-Zahid. Pada langit ketiga, namanya disebut al-Arif. Pada langit keempat, namanya adalah al-Wali. Pada langit kelima, namanya disebut at-Taqi. Pada langit keenam namanya disebut al-Kazin. Pada langit ketujuh namanya disebut Azazil manakala dalam Luh Mahfudz, namanya ialah iblis.
Dia (iblis) lupa akibat urusannya. Maka Allah S.W.T telah memerintahkannya sujud kepada Adam. Lalu iblis berkata, "Adakah Engkau mengutamakannya daripada aku, sedangkan aku lebih baik daripadanya. Engkau jadikan aku daripada api dan Engkau jadikan Adam daripada tanah."
Lalu Allah S.W.T berfirman yang maksudnya, "Aku membuat apa yang aku kehendaki." Oleh kerana iblis memandang dirinya penuh keagungan, maka dia enggan sujud kepada Adam A.S kerana bangga dan sombong.

Jumat, 03 Agustus 2012

Kekeliruan kita di bulan Ramadhan

Meski Ramadhan bulan adalah bulan ampunan, untuk menyambut bulan suci Ramadhan yang kini ‘menyapa’ kita, di bawah ini kami sarikan 16 kekeliruan umum yang sering dialami umat Islam selama Ramadhan

Hanya orang yang tidak tahu dan enggan saja yang tidak segera bergegas menyambut bulan suci ini dalam arti yang sebenarnya, lahir maupun batin. “Berapa banyak orang yang berpuasa (tapi) tak memperoleh apa-apa dari puasanya selain rasa lapar dan dahaga belaka”. (HR. Ibnu Majah & Nasa’i)

Namun, setiap kali usai kita menunaikan ibadah shiyam, nampaknya terasa ada saja yang kurang sempurna dalam pelaksanaannya, semoga poin-poin kesalahan yang acap kali masih terulang dan menghinggapi sebagian besar umat ini dapat memberi kita arahan dan panduan agar puasa kita tahun ini, lebih paripurna dan bermakna.

1. Merasa sedih, malas, loyo dan tak bergairah menyambut bulan suci Ramadhan

Acapkali perasaan malas segera menyergap mereka yang enggan menahan rasa payah dan penat selama berpuasa. Mereka berasumsi bahwa puasa identik dengan istirahat, break dan aktifitas-aktifitas non-produktif lainnya, sehingga ini berefek pada produktifitas kerja yang cenderung menurun. Padahal puasa mendidik kita untuk mampu lebih survive dan lebih memiliki daya tahan yang kuat. Sejarah mencatat bahwa kemenangan-kemenangan besar dalam futuhaat (pembebasan wilayah yang disertai dengan peperangan) yang dilancarkan oleh Rasul dan para sahabat, terjadi di tengah bulan Ramadhan.

Semoga ini menjadi motivator bagi kita semua, agar tidak bermental loyo & malas dan tidak berlindung di balik kata “Aku sedang puasa”.

Ramadhan


Bagaimana di bulan ramadhan
Bulan ramadhan adalah bulan yang sangat dinantikan bagi umat islam yang kuat imannya, dan terasa berat bagi yang tipis imannya. Pernyataan ini mari kita kembalikan kepada diri kita sendiri, padahal Allah Swt telah menurunkan banyak keberkahan di bulan ini baik materi maupun spritual.
Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Muslim r.a. dari Abu Hurairah r.a. :
« إِذَا جَاءَ رَمَضَانُ فُتِّحَتْ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ النَّارِ وَصُفِّدَتِ الشَّيَاطِينُ ».